Puisi Fitriyah Qohar
Hanya Jingga
Sorot itu meningalkan Tanya
Melaluai bahasa tanpa suara
Dan isyara tanpa gerak
Gamang
Ku melangkah di atas rerumputan
Yang tak lagi menghijau
Tak ada keindahan
Senja beranjak dari perpaduan
Bibirku terkatup
Diam
Adakah Tanya tak sempat kujawab
Fitriyah Qohar, lahir pada tanggal 2 mei 1989, tepatnya di daerah Ambunten Sumenep. Kini aktif menulis puisi dengan sentuhan bahasa yang lain dengan bahasa puisi yang ditulis kebanyakan penyair.
Puisi Quratul Aini
Baiatku
Ketika gelap menyelimuti bumi
Malaikat membuka piontu langit
Rembulan bersama nujum
Meneranginya
Dengan tanpa pamrih
Dia dan pra malaikat
Menyaksikan manusia yang beruntung
Manusia yang akan dbaiat pada genderang malam
Asyhadu alla ila ha illallah
Wa asyhadu anna muhammadarrasulullah
Lantunan sahadat
Yang dilantunkan dari lisaN seroang pergedakan menyegarkan semua tubuhku
Nafas terengah seakan tak mampu bvernafas kembalai
Hatiku terasa bnerat
Aku
Takut tidak mampu
Atas
Apa yang telah aku janjikan
2008
Quratul Aini, lahir di seberang sana. Tepatnya di desa Kasengan, Manding, Sumenep. Terlahir pada tanggal 1 Desember 1989
Puisi Fatimatuzzahrah
Keabadian Cinta
Aku
Semua mati
Itulah adanya
Tertulis dalam jauh sana
Karena keabadian
Hanya milik Tuhan
Aku
Semua
Kematian tak mengenal aba-aba
Tidak seperti hujan
Di dahului kabut tebal
Dengan petir menggelegar
Aku
Semua
Siap-siaplah
Jangan buat kaku
Jangan menengadah dalam segelintir doa
Tuk Tuhan yang mengindah
Aku
Semua
Asa yang terselubung dalam kedamaian jiwa
Tak semua dapat
Terjamah dengan
ukuran tangan yang tak seberapa
aku
bersyukur wajib bagiku
Karena Tuhan
Wujudku masih utuh
Sedikitpun tak tertulis
Oleh tajamnya belati dunia
2008
Fatimatuzzahrah, lahir di desa Gapura, Kecamatan Gapuran, Sumenep. Lahir pada tanggal 19 oktober 2009
Puisi Siti Aminah
Cahaya Gelap ; PMII
Empat puluh delapan tahun yang lalu
Ketika sinar mentarri
Masih belum sempurna menyapa dunia
Bersama sembilan bintang
Kau nekat goreskan cahaya
Diantara tetes darah pewaris peradaban
Hingga adamu mampu menjadi cerita
Di setiap lembar manusia
Kau, yang tak bisa kusebut namanya
Perlu kukabarkan bahwa malaikat-malaikat kecil
Yang kau anggap suci
Dan selalu setia menjunjung namamu
Diam-diam telah menyelipkan bangkai busuk
Diantara celah-celah ruang pengabdianmu
Hingga baunya yang menusuk
Membuatku jatuh dan terperosok
Pada sebuah Tanya
Dimana ideologimu!
2008
Siti Aminah, gadis sayu bermata intan. Lahir di desa Batang-Batang Sumenep.
Green mu
Rasa itu hilang ……!!!
Ketika kau hadirkan
Mimpi dalam nayata
Tapi… semua itu
Tak mudah
Kuharus melupakan
Semua kenangan indah
Yang pernah kulukis
Lewat bingkisan
Sebuah cinta
Indati lahir di desa Daramista, Kecamatan Lenteng. Tepatnya pada tanggal, Desember 1988. Bersama puisi merasa menemukan kedamaian. Bahkan, dia dia selalu berjanji menghabiskan hidupnya dengan rajutan sejuta puisi.
Puisi Raudlatul Jannah
Sahabat
Mengapa kita selalu melihat kebelakang
Mengapa kita selalu bangga
Dengan pergantian masa
Yang saat ini
Kita bingung dengan pekerjaan
Sahabat
Mengapa kita selalu menghayal
Tentang keadilan
Tentang kemakmuran
Yang saat ini
Kita selalu berada dalam kemunafikan
Kita selalu berada dalam hamburan dosa
Dan alangkah baiknya
Temukan pada hari kita
Siapa sebenarnya diri kita!
2008
Raudlatul Jannah lahir di Sumenep. Belajar menulis puisi sejak masih usia SD. Sejauh ini dunia puisi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam dirinya.
PUisi Siti Hanifah
Sabda Najma
Aku diam bukan bisu
Aku menunduk bukan malu
Tapi, kumenjaga kehormatanku
Aku tertawa bukan sombong
Senyum ini bukan berati genit
Tapi, aku riang dalam kesedihan
kau tak perlu menilaiku dengan kasat mata
sebab aku tak semudah yang kau baca
penglihatan mata itu dusta
kau ingin tahu
rabahlah aku dengan rasa
2008
Siti Hanifah, sapaan akrab hani, lahir di Pamekasan 10 Juni 1988. Kini Kuliah di STIKA Sumenep Madura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar