23 Desember 2008
Antologi Puisi 7
Terjebak Dengan Bunga
aku telah memandangnya
bunga- bunga yang tumbu di padang sanubari
terik cahaya seperti mengiasaratkan aroma putik jiwa
padangku yang rindang padangku selalu ada permadani
hari itu aku telah mengantarkannya pada kesejukan
dimana percakapan yang takan perna usai
oleh mimpi ketika akar menjadi selimut
pandangan berganti musim melukis bingkai kekasih
sepertinya kupu – kupu akan membawa pada sang malam
di antara daun yang gugur membawa katarsis
lengap pengap semasa kapal – kapal bersarang
hujan adalah matamu pertama menjadi samudra
lampu – lampu yang tambuh dari rahim surga
adalah anak – anaka jadah bermain lentera
ku tak mampu saat benua menyisir angka – angka
ketika itu hijan yang tumbu kisahnya kan terus mengusik
tak sejengkal izati memberi lorong sempurna
kalimat tersusun setiap tikungan jalan
adalah iman ku yang sedang pecah oleh muara sungai
bahkan aku titipkan pada sang kholik.
Pangesto – Songennep, 2008
Rok Mini
seperti kau mengantarkan pada lembah
pada puing – puing sangkakalah
jalan jalan lusuh menalu ketika tak tahu
jika daun yang gugur adalah wajahnya
di keranda aku mengenangnya
angin yang tak kan usai terus mendarat
tajumnya pecauk pangkal terselah benang balau
parau anyar bermiskat
rok ku menikam wajah sampai kapan kau mengambang
apa,dimana? ,dia bersandar pada rembulan.
Pangesto – Songennep, 2008
G. Kusairi adalah nama pena dari Kusairi, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumenep. Bergiat di Lembaga Kajian Seni Budaya "Pangestoh" Net_Think Community Sumenep.
aku telah memandangnya
bunga- bunga yang tumbu di padang sanubari
terik cahaya seperti mengiasaratkan aroma putik jiwa
padangku yang rindang padangku selalu ada permadani
hari itu aku telah mengantarkannya pada kesejukan
dimana percakapan yang takan perna usai
oleh mimpi ketika akar menjadi selimut
pandangan berganti musim melukis bingkai kekasih
sepertinya kupu – kupu akan membawa pada sang malam
di antara daun yang gugur membawa katarsis
lengap pengap semasa kapal – kapal bersarang
hujan adalah matamu pertama menjadi samudra
lampu – lampu yang tambuh dari rahim surga
adalah anak – anaka jadah bermain lentera
ku tak mampu saat benua menyisir angka – angka
ketika itu hijan yang tumbu kisahnya kan terus mengusik
tak sejengkal izati memberi lorong sempurna
kalimat tersusun setiap tikungan jalan
adalah iman ku yang sedang pecah oleh muara sungai
bahkan aku titipkan pada sang kholik.
Pangesto – Songennep, 2008
Rok Mini
seperti kau mengantarkan pada lembah
pada puing – puing sangkakalah
jalan jalan lusuh menalu ketika tak tahu
jika daun yang gugur adalah wajahnya
di keranda aku mengenangnya
angin yang tak kan usai terus mendarat
tajumnya pecauk pangkal terselah benang balau
parau anyar bermiskat
rok ku menikam wajah sampai kapan kau mengambang
apa,dimana? ,dia bersandar pada rembulan.
Pangesto – Songennep, 2008
G. Kusairi adalah nama pena dari Kusairi, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumenep. Bergiat di Lembaga Kajian Seni Budaya "Pangestoh" Net_Think Community Sumenep.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar